Rabu, 30 Desember 2009

Hari-hari dalam Seminggu

Ada suatu waktu dalam sejarah manusia ketika hari-hari tidak diberi nama. Alasannya sangat sederhana, yaitu manusia tidak menemukan minggu.

Pada waktu itu, satu-satunya pembagian waktu adalah bulan, dan ada terlalu banyak hari dalam satu bulan. Tetapi, ketika manusia mulai membangun kota-kota, timbul keinginan agar ada hari istimewa untuk berdagang pada hari pasar. Kadang-kadang hari pasar ini ditetapkan setiap hari kesepuluh, hari ketujuh atau hari kelima.

Orang Babilonia memutuskan hari pasar jatuh pada hari ketujuh. Pada hari ini dilakukan kegiatan perdagangan dan upacara-upacara keagamaan. Bangsa Yahudi juga mengkhususkan hari ketujuh untuk keagamaan. Bangsa Yahudi memberi nama untuk masing-masing hari yang dihitung setelah hari Sabat (hari Sabtu).

Ketika bangsa Mesir menggunakan minggu yang terdiri dari tujuh hari, hari-hari tersebut dinamakan menurut nama kelima planet, matahari, dan bulan, yaitu hari matahari, hari bulan, hari planet Mars, hari Merkurius, hari Yupiter, hari Venus dan hari Saturnus. Bangsa Romawi menggunakan nama-nama Mesir untuk hari-hari dalam seminggu.

Nama-nama hari yang ada saat ini bukan dari bangsa Romawi, tetapi dari bangsa Anglo-Saxon, yang dinamai sebagian besar dari nama-nama dewanya. Hari matahari menjadi Sunnandaeg atau Sunday (Minggu). Hari bulan dinamakan Monandaeg atau Monday (Senin). Hari Mars menjadi hari Tiw, yaitu dewa perang dan menjadi Tiwesdaeg atau Tuesday (Selasa). Bukannya nama Merkurius, nama dewa Woden diberikan menjadi Wednesday (Rabu). Hari Romawi Yupiter, dewa guntur menjadi hari guntur dewa Thor, dan ini menjadi Thursday (Kamis). Hari berikutnya dinamakan Frigg, istri dewa Odin, dan menjadi Friday (Jumat). Hari Saturnus menjadi Saeterbsdaeg, yang menjadi Saturday (Sabtu).

Satu hari biasanya dihitung dari terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari. Bangsa Romawi menghitungnya dari tengah malam sampai tengah malam, dan kebanyakan bangsa-bangsa modern menggunakan metoda ini.

(Admin: Aku Ingin Tahu)

Ukuran Alam Semesta

Bumi adalah bagian tatasurya. Tatasurya terdiri dari matahari, planet-planet yang mengelilingi matahari, asteroid-asteroid, dan meteor-meteor.

Tatasurya ini adalah baigan yang sangat kecil dari tatasurya lain yang jauh lebih besar yang dinamakan Galaksi. Sebuah galaksi teridir dari jutaan bintang, yang jauh lebih besar dari matahari. Galaksi tempat dimana bumi kita berada disebut Galaksi Bimasakti.

Bintang-bintang sangat jauh letaknya sehingga jaraknya bukan diukur dalam mil, melainkan dalam ukuran tahun cahaya. Cahaya bergerak dengan kecepatan kira-kira 6.000.000.000.000 mil per tahun. Bintang yang paling cemerlang dan paling dekat dengan bumi adalah Alpha Centauri. Jaraknya kira-kira 25.000.000.000.000 mil.

Berdasarkan perhitungan para ahli astronomi diperkirakan lebarnya kira-kira 100.000 tahun cahaya. Ini berarti 100.000 kali 6.000.000.000.000 mil. Namun, galaksi bimasakti hanyalah bagian yang sangat kecil dari sistem yang jauh lebih besar di alam semesta.

Diperkirakan ada jutaan galaksi di luar galaksi Bimasakti. Itulah sebabnya, tampaknya mustahil untuk mengukur besarnya alam semesta. Disamping itu, para ilmuwan berpendapat bahwa alam semesta ini mengembang sehingga semakin lama alam semesta akan semakin besar.

Admin.